Program Air Minum Muhammadiyah: Pembelajaran dari Kadipiro Sragen

Sragen, 6 Oktober 2025 — Tim dari Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Pimpinan Pusat Muhammadiyah melakukan kunjungan ke Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, dalam rangka pendokumentasian dan penggalian praktik baik Program Air Muhammadiyah (PAMMU). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya nasional Lazismu untuk memperkuat konsep Kampung Berkemajuan melalui program yang berdampak dan berkelanjutan di tingkat desa.

Tim yang hadir terdiri atas bagian Monitoring, Evaluasi, dan Learning (MEL), serta didukung oleh tim Humas dan Digital Communication Lazismu Pusat. Mereka akan berada di lokasi selama empat hingga lima hari untuk melakukan observasi lapangan, berdialog dengan masyarakat, dan menelusuri perjalanan program air bersih yang telah berjalan di Kadipiro.

Selama kegiatan berlangsung, tim berdiskusi dengan warga, pengurus Paguyuban Anbiya 30, serta para pemangku kepentingan desa seperti ketua RT, dukuh, kepala desa, dan tokoh masyarakat. Pendekatan ini dilakukan untuk memahami proses pengelolaan sumber air bersih yang berawal dari semangat gotong royong dan kepedulian warga terhadap kebutuhan bersama.

Program ini berhasil memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat. Sumber air yang dahulu terbatas kini mampu mencukupi kebutuhan warga sekitar. Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan para muwakif (pewakaf) yang dengan tulus mewakafkan sebagian hartanya untuk kemaslahatan umum. Model pengelolaan partisipatif ini menjadi contoh nyata bagaimana Program Air Minum Muhammadiyah dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi secara berkelanjutan.

Seluruh proses pembelajaran ini akan didokumentasikan dalam bentuk buku, foto, dan video dokumenter, yang nantinya akan dipresentasikan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lazismu pada 6–9 November 2025. Selain menyoroti praktik baik dari Sragen, Rakernas juga akan menampilkan hasil pembelajaran dari daerah lain seperti Tasikmalaya dengan program pemberdayaan lansia dan Yogyakarta dengan inovasi pangan dari bahan bonggol serta gedebog pisang.

Tahun ini, Lazismu menargetkan penambahan sepuluh wilayah baru yang akan dilatih untuk mengembangkan program berbasis pemberdayaan serupa. Dengan semangat integrasi dan keberlanjutan, diharapkan seluruh pembelajaran dari Kadipiro dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam membangun masyarakat yang mandiri, berdaya, dan berkemajuan.

Tinggalkan komentar

Bagikan Kepada Teman

Facebook
WhatsApp
Twitter